Gerakan Pemuda Ka’bah kabupaten Pati & Gerakan Pemuda Ka’bah Kabupaten Rembang melaksanakan kegiatan ziarah ke maqom para ulamak dan Kyai, dengan tujuan beruzlah dan berkholwat mendoakan keselamatan Bangsa dan negara. Syafii Al Hafidz ketua GPK Kab Pati mengatakan, bahwa kegiatan ini rutin dilakukan dalam rangka wujud cinta kita kepada indonesia, karena bagaimanapun kita sebagai warga negara yang baik selain berbuat dan berkarya untuk kemajuan bangsa, juga tak lupa memohon kepada Allah SWT agar senantiasa menjaga bumi Indonesia.
Senada dengan GPK Pati, Mujib ketua GPK Rembang juga sependapat bahwa pentingnya meneladani peran dan jasa para Ulamak pewaris ilmu nabi, karena hanya dengan warisan keilmuan para ulama’ lah, kita sebagai generasi penerus akan senantiasa dapat meneruskan peradaban bangsa.
Kegiatan ziarah GPK minggu ini diadakan di daerah Lasem, Tepatnya Makam Syekh Masduqi Sulaiman, sang ulamak besar guru dari KH Miftahul Akhyar Rois Syuriah PBNU. Berikut sedikit kisah Syeikh Masduqi Lasem;
Lahir sekitar tahun 1908 M di Desa Soditan Lasem Rembang. Syekh Masduqi merupakan putra dari pasangan KH. Sulaiman dengan Hj. Nyai Khadijah. Sejak usia dini, Masduqi kecil dididik oleh ayahandanya sendiri, lalu berguru ke Kiai Dimyati Tremas. Ia menghabiskan waktu 11 tahun di Tremas, lalu melanjutkan ke Tanah Suci Mekkah. Di sana ia belajar antara lain kepada Syekh Umar Hamdan al-Maghrabi dan Syaikh Muhammad Ali al-Maliki.
Sebutan Syekh melekat pada diri beliau, sebab ia termasuk salah satu ulama Indonesia yang mengajar di Masjidil Haram. Pada waktu itu sebutan Syekh dimiliki oleh 3 orang ulama, yaitu Syekh Masduqi Al-Lasimy, Syekh Mahfudz at-Tremasi dan Syekh Yasin al-Fadani. Setelah 6 tahun, ia kembali ke tanah air dan mendirikan Pesantren al-Ishlah di Lasem. Sebagai ulama yang ahli fiqih, nahwu, sharaf, tasawuf, sangatlah wajar apabila waktu mengaji Mbah Mashduqi kadang memberi ‘catatan kritis’ kitab yang dibacanya. Setiap mengaji kitab, beliau menerangkan secara panjang lebar seakan mensyarahi kitab tersebut. Saat usia muda, beliau menulis karya dalam ilmu tauhid berbentuk sya’ir yang dinamai “Nadzam Ibn al-Lasimiy”. Kemudian kitab tersebut disyarahi pada usia 40 tahun dan diberi nama “adz-Dzakhair al-Mufidah” yang sudah tersebar di berbagai penjuru negeri. Karya tulis lainnya berjudul “Ghayat al-Maram fi Ahadits al-Ahkam” yang berhubungan dengan hadits-hadits Rasulullah SAW.
Syekh Masduqi Al-Lasimy wafat pada tahun 1975, tepatnya tanggal 17 Jumadil Akhir tahun 1396 H. Jenazah beliau disemayamkan di Pondok Pesantren al-Ishlah Lasem.