Lasem— Anggota Komisi I DPR RI, Arwani Thomafi menilai perlu diadakan digitalisasi turots untuk mengamankan dan mengabadikan karya-karya ulama terdahulu. Selain itu, agar turats dapat diakses oleh generasi muda.
Hal ini disampaikan oleh Arwani dalam kegiatan Halaqoh Turots Nusantara yang digelar oleh Museum Islam Nusantara di pendopo Tejakusuman, kompleks Masjid Jami’ Lasem (20/11/0222).
Menurut pria yang akrab disapa Gus Aang ini, manuskrip atau naskah ulama-ulama terdahulu belum terdokumentasi dengan baik. “Kitab-kita ulama ini belum terdokumentasi dengan baik. Jangankan oleh masyarakat, bahkan oleh para santri sendiri. Karena itu manuskrip berupa kitab-kitab ulama terdahulu maupun ulama sepuh perlu dibuat versi digital, agar bisa diakses oleh generasi sekarang,” kata Arwani.
Pihaknya meminta pemerintah, dalam hal ini Kemenag dan Kominfo untuk memfasilitasi digitalisasi ini. “Kita perlu memberikan pesan kepada dunia Islam, bahwa Indonesia kaya akan hasanah keislaman yang bercirikan moderat dan ramah serta berdasarkan Pancasila,” papar Arwani.
Senada dengan Arwani, Ketua Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Muhammad Kholil, Lora Utsman Hasan mengatakan, digitalisasi manuskrip karya-karya ulama sangat penting untuk mengabadikan karya-karya ulama. Menurut Lora, manuskrip asli rentan terhadap kelapukan. “Kalau dibuat versi digital, bisa disimpan selamanya dan bisa dengan mudah dikses dan dicetak lagi. Kemudian bisa dipelajari oleh masyarakat,” kata Lora.
Lora menyebutkan, Lajnah Turots Ilmi Syaikhona Muhammad Kholil telah menghimpun 32 manuskrip dari karya-karya Mbah Kholil, termasuk kitab alfiah ibnu malik yang dikaji (disyarahi) dengan lengkap.
Narasumber lainnya yaitu Gus Nanal Ainal Fauz Pengasuh Ponpes Manba’us Sa’adah, Gembong Pati mengatakan dan KH Adib Bisri Hattani dari Ponpes Raudlatut Tholibin, Leteh, Rembang.
Gus Nanal yang telah mengoleksi ratusan hingga ribuan kitab karya ulama dan telah menerbitkan ensiklopedia ulama penulis kitab ini menyampaikan pengalamannya dalam menghimpun turots ini. “Saya menghimpun turots ini agar bisa dipelajari generasi muda. Saya kemarin dari Yogyakarta membawa pulang 50 karya ulama Yogyakarta,” ungkapnya.
Gus Adib Hattani mengapresiasi Gus Nanal yang telah sukses menghimpun turots. “Bahkan saya membeli karya Mbah saya, Mbah Bisri Musthofa dari Gus Nanal,” kelakarnya.
Halaqoh ini dihadiri oleh para kyai dan ulama dari Lasem, Rembang hingga luar daerah. —