Home News Memoar Arwani Thomafi untuk Almarhum Adiknya.

Memoar Arwani Thomafi untuk Almarhum Adiknya.

Keluarga Besar H. M. Arwani Thomafi

Pada 28 September mendatang, usianya genap 45 tahun. Namun, takdir Allah memiliki jalannya sendiri. Hari ini, Kamis (9/6/2022) dini hari pukul 01.30 Muhammad Luthfi Thomafi kembali ke haribaan Allah SWT. “Setiap jiwa pasti akan merasakan kematian” begitu Allah berfirman. Kami ikhlas atas takdir ini.

Perjumpaan secara fisik terakhir dengan adik kandung saya ini pada 28 Mei 2022 dalam kegiatan wisuda ke V di STAI Al-Anwar, Rembang. Di kampus ini, separuh waktu Luthfi gunakan untuk mengabdi di dunia pendidikan. Luthfi menjadi sparing partner yang cukup baik dengan Rektor STAI Al-Anwar, KH Abdul Ghofur Maimoen Zubair. Khidmat Luthfi di STAI Al-Anwar ini juga atas perintah KH Maimoen Zubair.

Komitmen Luthfi terhadap dunia pendidikan, khususnya di STAI Al-Anwar penuh totalitas. Luthfi yang sedianya menjadi petugas haji pada musim haji tahun ini, urung dijalani. Luthfi memilih tetap beraktivitas di STAI Al-Anwar daripada meninggalkan aktivitas di kampus sekitar 70 hari dengan menjadi petugas haji di Mekah.

Separuh waktu lainnya, Luthfi menjadi penerus orang tua kami sebagai penjaga gawang di PP Al-Hamidiyah, Lasem, Rembang. Luthfi secara tandas menghabiskan waktunya untuk berkhidmat di jalur ilmu. Lasem-Sarang menjadi saksi atas khidmat Luthfi di jalur pendidikan.

Alumnus Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Solo ini memang sejak awal memiliki minat yang besar di jalur keilmuwan. Setelah lulus dari madrasah aliyah, Luthfi melanjutkan jenjang pendidikannya di Al-Azhar, Kairo Mesir. Sepeninggal Abah pada awal tahun 2007, praktis Luthfi menjadi penerus Abah di jalur pendidikan. Hari-harinya dihabiskan untuk memikirkan keberlanjutan dan kemajuan atas amanah orang tua di jalur pendidikan ini.

Di tangan dingin Luthfi, PP Al-Hamidiyah dan unit pendidikan formal mulai jenjang MI, MTs, dan SMK Avicena secara pasti menunjukkan kemajuan yang signifikan. Luthfi yang merupakan magister ilmu pendidikan ini benar-benar memikirkan dan memperjuangkan pendidikan peninggalan orang tua kami ini dengan penuh sungguh-sungguh, tidak main-main dan tidak setengah-setengah. Penuh totalitas.

Mayoritas materi diskusi yang saya lakukan dengan adik saya ini tak jauh-jauh dari tema pendidikan, khususnya di lingkungan rumah kami. Luthfi bermimpi lahirnya ekosistem pendidikan yang baik di lingkungan PP Al-Hamidiyah. Luthfi telah melakukannya itu dengan cukup baik. PP Al-Hamidiyah dan unit pendidikan di dalamnya saat ini menunjukkan kemajuan yang cukup baik.

Khidmat Luthfi di jalur pendidikan disempurnakan dengan khidmat di Nahdlatul Ulama (NU). Hingga akhir hayatnya, Luthfi menghabiskan aktivitas organisasinya di Gerakan Pemuda Ansor. Bahkan, ia didapuk sebagai Ketua PP GP Ansor. Ia menjadi salah satu tim squad Ketum GP Ansor Gus Yaqut. Luthfi aktif menjadi instruktur dalam pelatihan pengkaderan di PP GP Ansor.

Takdir Allah menggariskan Luthfi meninggal di usia muda. Kami sangat sedih. Tapi kami percaya atas takdir Allah. Insya Allah, khidmatmu di jalur pendidikan dan NU akan menjadi amal jariyah yang senantiasa mengalir dan menjadi bekal menghadap ke haribaan Allah.

Kenangan di masa kecil bersama Luthfi masih lekat dalam pikiran ini. Luthfi lahir terpaut dua tahun dengan saya. Sebagai adik kandung persis, Luthfi dan saya kerap menghabiskan masa kecil secara bersama-sama. Seperti mandi di sungai, main sepeda, main di tumpukan jerami di sawah sekitar rumah. Luthfi, kami akan selalu merindumu. Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dan masuklah pada surga Allah.

Kami yang berduka dan kehilangan mendalam
Arwani Thomafi