Setelah kemarin diumumkan 6 menteri baru, yang diantaranya mantan Calon Wakil Presiden, Sandiaga Uno, praktis lengkap sudah koalisi yang dibangun oleh Presiden Jokowi. Sebelumnya, Prabowo Subianto masuk dalam kabinet sebagai Menteri Pertahanan. Sandiaga Uno diangkat menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggantikan Wishnutama.
Baru-baru ini beredar skrinsyut (tangkapan layar hp) tentang pendapat Gus Baha’. Isinya menjelaskan bahwa saat persaingan antara Jokowi dan Prabowo memanas, bahkan tak kunjung mereda hingga pasca Pilpres, Mbah Moen (almarhum KH. Maimoen Zubair), berdoa untuk bersatunya 2 kubu, yakni Jokowi dan Prabowo.
Bunyi kalimatnya “diantara doane beliau yang ditulis dan dititipkan kepada saya adalah beliau memohon kepada Allah agar dua kubu disatukan menjadi satu”. Maksud dari “beliau” itu tak lain adalah ulama besar, Kiyai kharismatik KH. Maimoen Zubair.
Skrinsyut itu beredar luas di Whatsap dan facebook. Bukan tentang sisi keistimewaan spiritual Mbah Moen yang menjadi fokus perhatian warga netizen, meskipun hal itu memang sudah diakui luas, tetapi harapan masyarakat yang muncul tentang persatuan dan kedamaian untuk Indonesia.
M. Tijani Abu Na’im, seorang aktifis muda asal Rembang, berpendapat bahwa harapan itu mengindikasikan perkembangan yang positif. “Yakni, masyarakat semakin optimis tentang masa depan Indonesia, tentang jiwa besar dan kepemimpinan Presiden, khususnya yang berimbas kepada iklim politik yang kondusif dalam rangka melanjutkan pemerataan pembangunan di Indonesia”, imbuhnya.
Tijani menambahkan, bahwa yang patut disyukuri oleh warga Rembang adalah masuknya Gus Yaqut Cholil Qoumas, putra asli Rembang, Ketum PP GP. Ansor, menjadi Menteri Agama yang baru menggantikan Fachrul Razi. “Ini juga tantangan tersendiri bagi warga Rembang, yang harus mampu mengedepankan prinsip toleransi karena salah satu tugas Kementerian Agama ialah menjaga toleransi antar agama demi kedamaian bersama”.