Prof. H. Muhammad Nuh, ketua PBNU bidang Pendidikan, menyebutkan bahwa 87% penduduk Indonesia adalah Muslim dan 75%-nya adalah warga NU. Maka, 65% penduduk Indonesia adalah Nahdliyin.
Angka diatas jika dipahami dalam demografi politik, maka bisa dipastikan bahwa NU menyumbangkan banyak kader di beberapa partai. Sebaliknya, beberapa partai mengamanahkan jabatan strategisnya kepada kader NU. Ini tak lain karena memang kader NU, secara kuantitas, berperan penting dalam perkembangan kemajuan partai, khususnya terkait dengan elektorasi suara.
Contohnya di lingkup PPP. Dari seluruh perolehan suara tingkat nasional, tiga peraih suara terbanyak dalam pemilu 2019 disumbangkan oleh caleg PPP yang berlatar belakang NU. Faktor ini menjadi satu faktor penentu bagi PPP, yang terselamatkan dari “lubang jarum” pasca terjadi prahara menjelang pemilu.
Tiga caleg (yang kini resmi menjadi anggota DPR RI) adalah Ahmad Baidlowi, Amir Usykara dan Arwani Thomafi. Tiga pendekar muda PPP ini mempu menyumbangkan suara nasional terbanyak bagi PPP. Uniknya, mereka bertiga berasal dari latar belakang organisasi sayap NU yang berbeda.
Ahmad Baidlowi dididik dan digembleng dari organisasi Pelajar NU, yakni IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) sejak masih di bangku SMP. Politisi muda PPP ini nahdliyin dan santri tulen, alumnus Pesantren di Madura yang kemudian melanjutkan kuliah di jurusan Sosiologi Agama di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Sedangkan Amir Usykara sejak masih muda sudah aktif di IPNU dan kemudian berkhidmah di GP Ansor ketika lulus dari kuliah. Tercatat, politisi “hijau” ini mengenyam pendidikan hingga Strata-3 program doktoral di Universitas Padjadjaran, Bandung.
Lain cerita dengan Arwani Thomafi. Tokoh asal Lasem Rembang Jawa Tengah yang juga alumnus Pesantren al-Munawwir Krapyak Yogyakarta ini sudah memulai debut aktifisnya di LP Maarif NU semenjak muda, bahkan ikut membidani, menginisiasi dan membesarkan beberapa lembaga pendidikan (sekolah dan madrasah) NU di tanah kelahirannya, Lasem. Gus Aang, sapaan akrab Arwani Thomafi, ini adalah pelanjut perjuangan Sang Ayah, KH. Ahmad Thoifoer yang tak lain Kiyai sekaligus pengemuka aktifis NU dan PPP terpandang di Jawa Tengah.
Melihat banyaknya tokoh muda inspiratif dan motivatif tersebut, maka sudah saatnya kader dan santri NU mewarnai, menginisiasi dan bergerak memainkan peranan yang positif dalam membangun Negeri. (MM&MT)