Semarang — Anggota DPR RI Komisi VIII, Arwani Thomafi mengatakan, Indonesia adalah negara yang paling kaya akan budaya dan seni. Unsur ini menurutnya harus menjadi pilar persatuan dan modal pembangunan.
Arwani mengatakan hal itu dalam sambutannya pada acara Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika (Empat Pilar MPR) dalam metode Pagelaran Seni Budaya, pada Sabtu, (4/11/2023).
Ia mengungkapkan, bangsa ini memiliki lebih dari 478 suku bangsa serta lebih dari 742 bahasa dan dialog daerah. “Tidak pernah kita temukan di negara manapun kekayaan bahasa dan suku bangsa seperti di Indonesia,” tuturnya.
“Tidak ada bangsa semajemuk, seberagam, Indonesia,” tambah pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah itu.
Dari keberagaman yang ada itulah dirinya berharap budaya bangsa menjadi pilar persatuan dan modal pembangunan. “Mari kita kokohkan Empat Pilar,” harapnya.
Untuk itu, ia berharap penyelenggaraan sosialisasi ini dapat memberikan sumbangsih kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya para peserta yang hadir untuk mengingat, mensyukuri, dan menyadari betapa pentingnya kekayaan ragam budaya.
Sebagai contoh, di Jawa Tengah saja Arwani mengatakan ada beragam tarian dan kesenian yang luar biasa yang menjadi ciri khas, cita rasa, buah pikir, termasuk mampu menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa khususnya di tahun-tahun politik.
“Perbedaan pilihan saat pemilu presiden dan pemilu legislatif jangan mengurangi dan mematikan semangat persatuan,” tegasnya.
Di hadapan ratusan mahasiswa, Arwani Thomafi menyebut bangsa Indonesia saat ini populasi pendudukannya 50 persen lebih adalah anak muda. Ia menjelaskan, generasi muda tersebutlah yang akan memberikan sumbangsih dan warna bagi Indonesia lima hingga lima puluh tahun ke depan. Pada tahun-tahun tersebut generasi muda mempunyai peran dan posisi yang sangat penting.
Kegiatan sosialisasi lewat seni dan budaya, kata dia, merupakan konsen dari Badan Sosialisasi karena disadari Indonesia memiliki begitu banyak kekayaan budaya dan seni.
Acara ini turut dihadiri para Anggota Badan Sosialisasi MPR yakni Abidin Fikri, Mohammad Idham Samawi, Mohammad Saleh, Herman Khaeron, Habib Ali, Darmansyah Husein, Saadiah Uluputty, dan Putih Sari; Deputi Bidang Pengkajian dan Pemasyarakatan Konstitusi Setjen MPR Hentoro Cahyono, dan Dekan Fakultas Hukum Undip Prof. Dr. Retno Saraswati SH, Mhum.