Dinpermades: BUMDes Harus Maksimalkan Potensi Desa

Rembang – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinpermades) Kabupaten Rembang mendorong kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk memaksimalkan potensi yang ada. Sulistyono Kepala Dinpermades Kabupaten Rembang menekankan sebelum membentuk bumdes, harus dilakukan perencanaan yang matang.

Dinpermades sendiri tidak menarget semua desa harus ada Bumdesnya, lanjut sulistyono. Karena pendirian bumdes itu harus didasari dari desa atau masyarakat.

“Ketika di desanya ada potensi usaha untuk pemberdayaan agar desanya bisa maju ya di bentuk bumdes. Jadi jangan sampai membentuk bumdes lalu bingung,” jelasnya.

Terkait unit usaha di Bumdes, Sulistyo menyampaikan tidak harus sektor wisata namun disesuaikan dengan potensi desa masing-masing. “Kalau Ndak punya potensi wisata jangan dipaksakan nanti anggaran dana desanya mubadzir. Kalau memang ada potensi wisatanya ya silahkan,” paparnya.

“Yang bagus ya Karangjahe, kedua Tegaldowo. Karena memang disana ada potensi yang bagus di sektor wisata yang penghasilannya cukup besar,” imbuhnya.

Sementara itu Sri Isti Handayani Kepala Bidang Lembaga Kemasyarakatan Dinpermades menuturkan dengan adanya Bumdes yang sudah maju maka akan memberikan kontribusi kepada masyarakat. Contohnya bumdes dari Punjulharjo yang sudah bisa memberikan kontribusi tiap tahunya sebesar 160 juta pada desa.

“Kalau program dari Dinpermades ya kita selalu melakukan pembinaan, pendampingan. Kalau misalnya ada ivent tertentu kita ngajak bumdes mengikuti lomba bumdes tingkat provinsi. Alhamdulillah dulu ada yang dapat juara dua. Jadi Dinpermades tidak hanya pendampingan tetapi juga melakukan penilaian,” jelasnya.

Jumlah bumdes di Rembang sendiri saat ini ada 226. BUMDes itu sendiri punya beberapa klasifikasi, ada klasifikasi dasar, tumbuh, berkembang dan maju. Yang dasar 147, tumbuh 66 berkembang ada 8 dan maju ada 5.

“Yang maju ada Desa Punjulharjo, Kumendung, dan Padaran di Kecamatan Rembang. Selain itu ada Desa Gedongmulyo dan Ngargomulyo di Kecamatan Lasem,” pungkasnya (kid/lika)