Literasi di Pati Dinilai Masih Rendah

PATI – Berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM), presentase tingkat literasi di Kabupaten Pati terbilang rendah.

Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpusda) Kabupaten Pati melalui Pustakawan Puguh Saefullah menyampaikan, perhitungan yang diikuti oleh Arpusda pada 2023 menunjukkan bahwa minat baca di Bumi Mina Tani masih rendah.

“Kita itu memang indeks literasinya, kalau tidak salah presentasenya itu 45,22% dan itu masih tergolong rendah,” ujarnya.

Angka tersebut, lanjut dia, diambil dari hasil perhitungan yang dirilis oleh Perpustakaan Nasional RI. Yang mana, hasil tersebut diambil dari pakar dan data di masing-masing daerah yang ada di Indonesia.

“Itu kita yang dirilis kemarin memang dilakukan dari Perpustakaan Nasional melalui perhitungan IPLM dilakukan oleh Perpusnas RI melalui konsultan dan data-data diambil masing-masing kabupaten,” kata dia.

Dalam perhitungan indeks literasi, terdapat tujuh unsur yang menjadi indikator pembangun literasi masyarakat. 

“Antara lain jumlah ketersediaan perpustakaan, kemudian ada jumlah koleksi, kemudian jumlah pustakawan atau petugas perpustakaan juga, kemudian jumlah keterlibatan masyarakat dalam kegiatan di perpustakaan,” lanjut dia.

Menurutnya, faktor yang menyebabkan indeks literasi di Pati rendah yakni sebaran perpustakaan yang belum merata. Kendati demikian, masih ada persebaran perpustakaan yang dirasa sudah baik yakni seperti perpustakaan sekolah.

“Ketersediaan perpustakaan, penyebaran perpustakaan yang belum merata. Jadi pojok baca ataupun TBM, taman baca masyarakat atau perpustakaan desa itu masih terbatas,” ucapnya.

Ia mengatakan bahwa di Pati terdapat 401 desa dan yang aktif dalam kegiatan literasi hanya sekitar 90 desa.