Memukau, Pertunjukan Nadzoman Alfiah Ibnu Malik Diiringi Kentrung

Dari kiri ke kanan : H. Abdoel Aziz, H. Arwani Thomafi, KH Jadul Maula, dan KH Amin Budi Harjono

Lasem – Dalam rangka memperingati Haul Mbah Sambu, PCNU Lasem menggelar Ngaji Kebudayaan pada Sabtu malam Minggu (1/7/2023) di alun-alun Lasem. Ngaji Kebudayaan ini menghadirkan narasumber Penggerak Tari Sufi Nusantara, KH Amin Budi Harjono dari Semarang, H. Abdoel Aziz selaku anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, Ketua Lesbumi PBNU, KH Jadul Maula, dan Moh. Sugihariyadi. Hadif pula anggota DPR RI, H. Arwani Thomafi.

Pada acara ini, ada penampilan yang memukau hadirin, yaitu nadzoman alfiah yang dilantunkan oleh santri-santri dari Lasem, dan sekitarnya. Nadzoman ini diiringi musik oleh komunitas Kentrung Gang Buntu. Bagaimana lagu dari nadzoman ini? Terdengar seperti nadzoman yang dilagukan seperti tembang Jawa.

Abdoel Aziz mengatakan, ngaji kebudayaan ini untuk mengenang sekitar 400 tahun alun-alun Lasem dibangun. “400 tahun lalu dibangun masjid beserta alun-alun dan Kadipaten Lasem yang menandai suatu tata pemerintahan. Kemudian terus kita kenang pada Haul Mbah Sambu,” kata pria yang akrab disapa Gus Azis ini.

Ditambahkan Gus Aziz, pada abad 15, ada para wali, salah satunya Sunan Bonang (1469 M) yang bermukim di Desa Bonang. “Dari titik itu, 9 tahun kemudian berdirilah Kerajaan Islam Demak. Hal ini memberikan gambaran posisi Lasem sebagai titik transformasi berdirinya kerajaan Demak yang sangat fenomenal. Lalu nusantara ini menjadi Islam setelah 300 tahun di bawah kekuasaan Majapahit,” papar Gus Aziz.

Kemudian pada abad ke-17 ada Mbah Sambu dan Mbah Srimpet yang menurunkan nasab ilmu dan ketururunan, termasuk para pendiri NU dari Lasem.

Saring Informasi

Ketua Lesbumi PBNU, KH Jadul Maula memberikan pesan kepada masyarakat Lasem agar mampu mewujudkan kehidupan beragama yang damai. Di antaranya adalah dengan selalu menyaring informasi yang diterima. “Kalau sejak bangun tidur kita ingat Allah, lalu nafas kita selalu ingat Allah, informasi yang masuk tidak akan serta merta kta terima. Kalau ada informasi yang ngajak rebut, sebaiknya jangan dulu kita terima,” pesannya kepada hadirin.

KH Amin Budi Harjono menambahkan, Islam hendaknya diekspansi dengan penuh kelembutan. “Seperti sesama ulama, Habib dan Kyai jangan mau diadu. Karena sebenarnya mereka ini adalah berjodoh,” tukasnya. (ahmad)