Sempat Gagal Panen, Produksi Padi di Pati Surplus

PATI – Meskipun sempat mengalami gagal panen atau puso di awal tahun 2023 karena bencana banjir, tingkat produksi beras di Kabupaten Pati masih tinggi. Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Pati mencatat di akhir tahun 2023 produksi beras mengalami surplus hingga mencapai ribuan ton.

Kepala Dispertan Pati, Niken Tri Meiningrum menyatakan stok beras terbilang aman jika dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat Pati saat ini. Bahkan, mengalami surplus sebesar 1.200 ton.

“Tiap tahun kita produksi beras kita mengalami surplus. Sedangkan tahun 2023 ini surplus 1.200 ton dari total kebutuhan,” kata Niken.

Disinggung kenaikan harga beras yang mencapai Rp 14 ribu per kilogram. Niken menyebut tingginya harga tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan surplus beras di Kabupaten Pati. Menurutnya, kenaikan ini akibat dari tidak adanya kendali harga beras di pasaran.

“Saya kira untuk beras tidak ada permasalahan. Memang secara pemasaran tidak dalam pengendalian kita, tetapi secara produksi kita surplus,” jelasnya.

pihaknya mengungkapkan tingginya harga beras dipicu dari bawah, karena sebelumnya di tingkat petani sekitar Rp 7. 400 ribu perkilogram untuk harga Gabah Kering Panen (GKP). Padahal, kalau normal saat panen raya itu hanya sekitar Rp 4.800 perkilogram.

Selain itu, tingginya harga beras juga disebabkan kaitannya memasuki musim panen raya. Sementara permintaan pasar tidak terlalu tinggi.

Di lain sisi, kondisi demikian membuat petani padi lebih diuntungkan. Nilai tukar produk petani semakin tinggi berpengaruh terhadap meningkatnya kesejahteraan mereka.

“Ini memang menguntungkan petani juga, mereka bisa menikmati hasil. Jadi petani khususnya di MT (Musim Tanam) 3 itu cukup menguntungkan petani,” pungkasnya. — mf/red