Oleh ROSYID bukan Tony Rosyid
Pengamat Politik Desa, pengurus PPP Sarang.
Dalam ORGANISASI MODERN tidak begitu tergantung pada satu dua orang figure, melainkan lebih mengedepankan manajemen organisasi.
Memang Figur ketokohan di butuhkan dalam kepartaian, namun menjadi riskan kalau sitem pengkaderan tidak jalan.
Dalam setiap partai, selain Figur, di butuhkan juga platform dan narasi, Narasi “Merawat Persatuan dengan Pembangunan” adalah sebuah visi yang jauh kedepan, konsisten membangun peradaban dan mempersatukan perbedaan, adalah bagian wujud aktualisasi lambang kenegaraan “Bhineka Tunggal Ika”
KH. Maimoen Zubair (almarhum) telah jadi icon PPP sejak lama. Tetapi menjadikan Mbah Maemun Hanya sebagai icon PPP, adalah upaya pengkerdilan tokoh. Karena sejatinya Mbah Maemun sudah menjelma menjadi Icon Bangsa, icon peradaban, icon keilmuan dan Icon Persatuan.
Ada Santri Mbah Maemun Yang menjadi kader partai lain, ada santri mbah Maemun yang mendirikan Pondok, menjadi pengusaha, politisi, akademisi, dan berbagai profesi lainya, ini tak lain adalah memang Mbah Mameun sebagai pengayom seluruh disiplin keilmuan.
Jadi tidak ayal kalau Mbah Maemun menjadi Kyainya seluruh Partai, Menjadi Panutan seluruh Umat baik Muslim maupun Non Muslim, menjadi perekat persatuan seluruh etnis, baik China, Jawa, Madura, Batak, Sunda, Bugis dan lain lain.
Sebagai ulama’ yang selama hayat tetap Istiqomah di PPP, Mbah Maemun di berikan apresiasi yang tinggi oleh DPP, salah satu cucunya, Gus Rojih yang juga DPR RI,menjadi bagian kepengurusan DPP periode mendatang.
Gus Rojih sendiri juga mempunyai lajur keturunan dengan KH Baidlowi Lasem dari Jalur Bu Nyai Fahimam Maemun.
Selain itu Murid Politik Mbah Maemun Gus Arwani Thomafi di jadikan SEKJEND DPP. PERLU DI CATAT santri Mbah Maemun itu bukan yang mondok dan mukim saja, banyak Santri posonan, Santri tekan, Santri Pengajian, Santri Ahadan dan santri santri lain yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan Dunia.
Jadi kalau kang Toni Rosyid Bilang bahwa Santri Mbah Mun itu yang hanya mukim di pondok saja, sebaiknya di persering Sowan Ke sarang, masak mengaku santri, sowan hanya setahun sekali itupun tidak pasti.
Gus Arwani memang tidak alumni sarang, hanya beberapa kali tabarukan posonan, tetapi setidaknya dalam Ilmu Politik hanya Gus Arwani lah yang paling lama membersamai simbah Maemun dalam berkhidmat di PPP. Dan gus Arwani juga di kenal dekat dengan Alumni dan tokoh sarang
Sepanjang yang saya kenal Gus Arwani Orang yang sangat Loyal dengan Partai, Beliau merintis dari bawah, mulai, PAC, DPC, Wasekjend, Waketum hingga posisi Sekjend, setelah menjadi tokoh penting di partai, Gus Arwani tetap merakyat, tidak kedunyan dan tidak kemrungsung.
bagi saya, jabatan Gus Arwani itu adalah amanat yang diberikan oleh kader.
Kalau ada yang bilang Putera-putera Mbah Mameun Zubair di singkirkan dari PPP itu adalah HOAX MUROKKAB, Faktanya Gus Idror menjadi MPC DPC PPP Rembang, Gus Yasin Menjadi ketua DPC Jepara, Gus Wafi Menjadi Penggerak GPK di Indonesia, dll, dan seluruh dzuriyah Mbah Maemun juga cancut taliwondo ikut mengembalikan Kejayaan Partai yang di besarkan Ayahandanya.
Apalagi ada yang bilang kalau Santri Mbah Maimun akan memboikot PPP, itu adalah prilaku Halusinasi & keHoaxan yang di tebarkan karena ketakutan akan kejayaan petiga.
justru sekarang adalah titik balik Semangat bahwa Santri sarang akan mengembalikan Kejayaan PPP. Dan kami santri, tetap bersama Mbah Mun Abadan Sarmada (Selawase coro pesisire)
Janganlah kemudian menebarkan virus kesombongan dengan membuat narasi narasi kebencian.
Janganlah merasa paling pintar kemudian mengasumsikan keadaan, yang justru menimbulkan kericuhan.
hey bung, Santri tidak bisa di adu domba, santri tetap sendiko dawuh ngestuake sang guru.
Jangan sok paling santri, jangan sok paling dekat dengan kyai, jangan Sok paling Bijaksana.
Mari Ngopi kesini, neng Ndeso pinggir Segoro
Sarang, sore 29 Januari 2021